Waktu Indonesia Barat


Percikan Iman

Hakikat Sifat Malu

Dari Abi Mas'ud Al-Badri RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : ' Sesungguhnya diantara ucapan kenabian pertama ( Adam ) yang didapat oleh manusia ( dari generasi ke generasi - red ) adalah : ' jika engkau tidak merasa malu maka perbuatlah apa yang engkau inginkan ' ( HR. Bukhari )

04 Agustus 2007

SBY vs Zaenal Ma'arif

Perseteruan antara Presiden SBY dengan Zaenal Ma’arif akhir-akhir semakin seru, malah sudah sampai ke jalur hukum, ketika SBY melaporkan Zaenal Ma’arif ke Polda Metro Jaya Ahad, 29 Juli 2007 lalu dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Apa yang dapat kita ambil dari peristiwa semacam ini ? dapat disimpulkan bahwa dengan cara seperti ini, SBY sebagai Presiden ingin memberikan kesadaran pada kita tentang taat hukum, bahwa siapapun sebagai warga negara mempunyai hak untuk dilindungi oleh hukum, dan tidak bisa semena-mena melanggar hukum. Menurut pakar politik Universitas Indonesia, Andrianof Chaniago dan Cecep Effenddi, seperti ditulis di Media Indonesia, langkah SBY untuk melaporkan Zaenal Ma’arif atas pencemaran nama baiknya sangatlah tepat, pasalnya pernyataan Zaenal adalah serangan bersifat pribadi bukan terhadap institusi kepresidenan.

Tapi tindakan SBY yang melaporkan Zaenal ke polisi dibalas Mantan Wakil Ketua MPR tersebut dengan melaporkan balik SBY ke polisi.

Dan selama perseteruannya dengan SBY, Zaenal mengaku sering diancam atau diteror, namun hal itu perlu dibuktikan lebih lanjut, atau malah itu adalah akal-akalan Zaenal agar masyarakat Indonesia bisa berbalik memihak padanya setelah ternyata apa yang diungkapkan oleh Zaenal tentang isu pernikahan SBY sebelum masuk Akabri malah banyak dikecam sebagai tindakan yang kekanak-kanakan, tindakan kerdil, tindakan orang yang berhati culas. Nah, akibat dari itu Zaenal berada di posisi yang merugi, jadi untuk memulihkan namanya Zaenal mengumbar berita bahwa dirinya sering diancam dan diteror sampai membuat surat wasiat segala kalau-kalau jiwanya melayang akibat teror tersebut, tentu dengan tujuan agar dirinya bisa kembali didukung oleh masyarakat Indonesia sebagai orang yang teraniaya ?.

Akal yang sangat bodoh kalau memang itu tujuannya, karena masyarakat Indonesia bisa menilai mana yang benar atau mana yang salah. Yang pasti, itulah mental salah satu poli-tikus kita, poli-tikus bermental ampas tahu yang morang-maring menimpakan kesalahan pada setiap orang akibat kehilangan jabatan.